Selasa, 31 Juli 2018

Makan Nasimu Kayak Apa?

Kamu tipe yang mana?

Orang yang setiap makan selalu berusaha dihabiskan sampai bulir nasi terakhir, berusaha sebersih-bersihnya sampai tak bersisa.

Atau

Orang yang berhenti makan dengan masih berserakannya nasi di piring secara acak, yang kalau dikumpulin bisa dapat satu atau dua sendok lagi (atau bahkan lebih banyak).

Tidak perlu didebat, apalagi voting, orang yang sehat secara akal dan budi pasti makan dengan cara pertama.

Sebab orang tipe nomer dua terkesan kurang menghargai makanan sampai dibuang-buang. Ketika selesai makan dan di piring masing ada beberapa bulir nasi (entah cukup banyak atau sedikit), daripada dibuang dengan sedikit usaha kan masih bisa dimasukkan lagi ke dalam mulut. Atau sebelumnya, ambil saja nasi dengan ukuran yang betul-betul diketahui akan bisa dihabiskan bersih. Tidak susah sama sekali. Hanya perlu sedikit usaha dan kesadaran.

Beberapa kondisi dapat di-tolerir seperti makanan yang tidak enak, salah pilih makanan, sakit hingga tak enak makan, dsb tentu saja mungkin terjadi. Tapi tentu saja frekuensinya tidak berulang-ulang kan. 

Orang dengan cara makan nomer dua sebagian besar adalah produk dari kebiasaan makan sedari kecil. Dan sebagian orang 'terlalu nyaman' untuk sadar dan berubah.


Senin, 30 Juli 2018

Sembari Menahan Pipis

Aku tak pernah menahan pipis saat sedang santai nan leha-leha.

Sembari menahan pipis adalah momen dimana hal penting bin bermakna sedang terjadi berlangsung dalam hidupku.

Pernah aku menahan pipis dibagian awal pertemuan dengan Thanos, di film Infinity War-nya itu. Thanos dengan falsafah hidupnya untuk melenyapkan setengah penduduk jagat raya demi mencapai keseimbangan dunia itu terlalu sayang untuk dilewatkan bahkan walau hanya sedetikpun. Penghayatan Thanos yang begitu kudus untuk mewujudkan idealisme-nya itu bahkan ketika harus menggunakan jalan kekerasan, walau sebagian besar dunia menentang dan menghalangi, tapi tetap dijalani... adalah sebuah pesona tersendiri buatku. Iman Thanos begitu kuat memegang kepercayaannya. Poin demi poin dideskripsikan Thanos dengan begitu gamblang pada pemirsa, tanpa ia berpikir aku menyimak dengan kagum tapi menahan sakit menahan pipis.

Oh andaikan aku dikosan menonton streaming, sudah ku-pause ajaran-ajaranmu Nos, Thanos.

Lain lagi ketika aku sedang menyusuri jalan yang kondisinya mirip dengan ditengah hutan. Gelap tanpa lampu jalan, hanya lampu kendaraan yang ada. Pohonnya besar-besar dikanan-kiri. Jalannya sempit, untungnya aspalnya bagus. Tapi yang terbaik adalah itu jalanan asing. Aku ga tau kapan jalanan itu berujung ke 'peradaban'. Peradaban manusia atau mahluk alam lain? Nah loe... Belum kalo ada macan tiba-tiba muncul dari semak-semak, ini gimana jinakin macan? Kalo singa, gorila, yeti, T-rex yang muncul gimana? Waduh... Ngomong-ngomong jalanan ini ku lewati bukan karena sok berani coba-coba, tapi karena jalan utama dialihkan. Ada kebakaran di depan kata om polisi yang nutup jalan.

Nah dengan kondisi jalan yang 'seperti itu', bagusnya adalah aku berbekal kantong kemih yang sudah kembung mendesak ingin pipis sejak hampir 2 jam sebelumnya. Setiap detik dihitung menunggu beban ini kapan bisa dilepaskan. Setiap jalanan rusak yang dilewati rasanya seperti latihan kesabaran tingkat tinggi. 

Ketika akhirnya bisa pipis kemudian, perasaan lega dan nikmat muncul. Hingga pada titik tertentu perasaan seperti itu menyadarkan. Menyadarkan untuk bersyukur. Bersyukur masih bisa pipis, karena sebenarnya itu satu anugerah. Ada kok orang yang bahkan kencing pun susah setengah mati.

Karna ketika pipis bisa dikeluarkan dengan lancar begitu saja tanpa hambatan situasi dan kondisi, biasanya tak terjadi hal penting dalam hidup. Sembari menahan pipis, umumnya ada 'sesuatu hal' yang melintas. Tangkaplah.