Rabu, 19 September 2012

Seandainya nanti

Seandainya nanti...

Sepuluh tahun lagi, aku duduk jongkok diatas sofa di depan perapian di akhir bulan Desember itu. Tangan kiriku mengekang kencang-kencang selimutku dari dalam, sementara tangan kananku membantuku memegangnya. Memegang cerutuku yang dibawa langsung dari Kuba oleh sahabatku, yang di berikannya sebagai hadiah ulang tahunku. 


Sesekali aku hisap dalam-dalam cerutu kelas terbaik itu untuk menambah kehangatan dalam cuaca musim dingin itu. Aku melirik ke arah termometer yang tergantung di salah satu dinding ruangan, suhu sudah minus beberapa derajat ternyata.  Dan aku pun mulai cemas.


Malam musim dingin itu sudah mulai memasuki pukul 10, sebenarnya aku sudah mengantuk tapi kegelisahanku membuatku terpaksa menunggu. Berkali-kali sudah aku mencoba menelponnya, tapi tidak aku tetap tidak bisa terhubung. Aku belum berani menyimpulkan apa yang terjadi, aku hanya bisa menunggu karena aku juga tak tahu harus mencarinya kemana.


Terbersit penyesalan di hatiku tentang apa yang telah aku lakukan. Aku mulai berpikir, tak terasakah dia dengan dingin yang menusuk hingga terasa ke tulang? tak tahukah dia tentang legenda Dracula yang terkenal itu? Aku berpikir, seharusnya aku tinggalkan saja dia di Brazil tak usah aku perkenalkan dia dengan kastilku di Rumania ini. Pasti aku tak perlu menahan kantuk dan bisa selalu melingkup nyaman dibawah selimut sesuka-suka hatiku. Dasar gadis ekuator, tak bisa lihat salju sedikit sampai lupa pulang dia. Awas saja nanti pulang, akan kudiamkan seribu bahasa dia.


Cerutuku habis, dan akupun mulai kebosanan. Ku ambil Old Man and The Sea dari Hemmingway, aku baca lagi buku itu dan entah untuk ke berapa kali sudah.

Aku mencoba bersabar sesabar-sabarnya, sampai pagi muncul ternyata dia tak pulang-pulang juga. Akupun kehabisan ide, dan kuputuskan saja kutelepon kantor polisi untuk melaporkan orang hilang.

Kurasakan pagi itu benar-benar epik, seorang pria yang tidak tidur semalaman menelpon polisi melaporkan telah kehilangan istri ketiga yang tidak pulang semalaman. Oh....




Seandainya nanti, sepuluh tahun lagi benar-benar terjadi seperti itu, aku cuma bisa berharap.
Berharap istri ketigaku benar-benar hilang, agar ada alasan untuk mencari istri keempat. :p